Kamis, 14 November 2013

Kondisi Remaja Saat Ini, Siapa yang dibutuhkan ???

Remaja-remaja, kebrutalannya sudah membuat pusing banyak pihak. Tingkat kebrutalan remaja Indonesia sudah mencapai tingkat kriminalitas yang tinggi, siapa coba yang bertanggung jawab ??
Dalam era globalisasi, masalah remaja dengan tindakan negatifnya perlu mendapat perhatian yang khusus dari pelbagai pihak terutama orang tua dan guru-guru selaku pembimbing mereka, pengarah dan sekaligus panutan mereka. Remaja merupakan generasi penerus perjuangan bangsa, bila mereka telah rusak, maka akan segera rusaklah masa depan negara dan agama kita.
Di sisi lain, remaja dengan gejolak darah mudanya berusaha mencari jati diri dari oran-orang yang menjadi idolanya tanpa mempertimbangkan siapakah gerangan idola tersebut, bagaimana kehidupannya dan latar belakangnya. Asal sesuai dengan perasaan, maka itulah yang diikuti dan ditiru.
Sebagaimana telah kita ketahui dari media massa, koran, televisi atau radio, bahwa tindakakn kriminalitas itu semakin brutal, mulai dari perkelahian massal, pengrusakan sarana pemerintahan, pemerkosaan bahkan sampai pada pembunuhan yang mana pelakunya itu adalah kalangan remaja. Melihat kondisi tersebut, ada satu pertanyaan yang akan saya ajukan, Bagaimanakah dengan putra-putri anda ? Apakah putra-putri anda termasuk dari kalangan remaja diatas ? Satu hal yang dapat menjadi jawaban atas semuanya adalah "Kita harus Waspadaa ..!!!!" boleh saja di rumah ia menjadi anak yang baik, tapi apakah ada jaminan di luar sana anak anda akan tetap berkelakuan baik ??
Di pondok pesantren misalnya, suatu tempat yang suci dan tempat berkumpulnya orang-orang sholeh, saya perhatikan banyak santri yang berasal dari kalangan remaja yang kesehariannya berkelakuan tidak wajar. Belum bisa apa-apa sudah mencoba ini dan itu, rokok pun menjadi teman setia mereka, ada yang suka teruhan, bahkan sempat ada salah seorang santri yang mencoba meminum minuman yang dilarang. Ketika saya bertanya kepada mereka, apakah mereka melakukan hal yang sama ketika di rumah ?? Jawabannya sama semua, 'TIDAK'. Ini membuktikan bahwa tempat bukan jaminan untuk mencetak pribadi individu.

Salah siapa ? Ini bukan kesalahan pondok pesantren, kita semua tentu sudah tahu bahwa pondok pesantren mengajarkan ajaran-ajaran yang benar dan tidak menyimpang dari agama. Kembali lagi ke individu dan lembaga pendidikan pokok yang bersangkutan (Keluarga).. Kurangnya pengawasan dan kasih sayang dari keluarga menjadi penyebab utama merosotnya akhlak remaja-remaja masa kini sehingga dengan mudahnya mereka terbawa arus negatif dari sekitarnya.
Untuk menanggulangi masalah kebrutalan/kenakalan remaja tersebut, pemerintah bersama aparat kepolisian, cendikiawan, alim ulama dan kaum agamis telah mencoba berbagai cara untuk menangani hal tersebut, namun bak layaknya pepatah "hilang satu tumbuh seribu"..

Perlu kita ketahui bahwa tidak ada yang mampu merubah kondisi remaja melainkan dirinya sendiri. Allah berfirman yang artinya : "Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang mengubah apa-apa yang pada diri mereka." (QS. Ar-Ra'd : 11). Namun, tidaklah cukup jika hanya merubah dengan sendiri saja tetapi haruslah ada bimbingan orang tua atau guru yang dapat menyiapkan diri menjadi sang idola sesungguhnya, menjadi idaman hati sanubari remaja sebagai insan yang dapat diikuti dan menjadi harapan nusa, bangsa, negara, dan agama..